Di dalam penjara suci terbelenggu
jiwa insaniyah gemuruh langkah kaki,
menghentakkan tirai-tirai keimanan.
Ku bersandar di sudut rumah ilahi, terdengar lantunan kalam suci, seraya menggetarkan
sukma nan fitrah.
Merintih-rintih terluntah-luntah
dalam bahtera penyesalan.
Pintu hijab terbuka perlahan-lahan
menyusuri cahaya metafisik ilahi
menusuk relung ruh insani
teremanasi pancaran aura ketakwaan
yang terdahsyat hingga mata hati terbuka
lebar menunggu wajib wujudmua ya ilahi.
By; Thoefa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “Pesantrenku, Taubatku”
Posting Komentar